Denpasar, Beritafajartimur.com Menyambut Bulan Bahasa pada tahun 2018 ini, SMA Negeri 1 Denpasar (Smansa) menggelar acar selama dua hari berturut-turut dari 25-26 Oktober 2018. Serangkaian kegiatan sudah dipersiapkan oleh panitia Bulan Bahasa (BB) 2018 mulai dari hari pertama, Kamis (25/10/2018) yakni : Speech Contest, Pop Solo, Pidato Bahasa Bali, Baca Puisi dan Nyurat Lontar. Sedangkan kegiatan di hari kedua, Jumat (26/10/2018) berupa Pidato Bahasa Indonesia, Story Telling, Melukis, Dharma Wacana dan lomba Jegeg Bagus.
Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa 2018, Drs. I Ketut Duryasa, M. Pd., mewakili Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Denpasar M. Rida, S.Pd, M.Pd, pelaksanaan BB adalah salah satu bentuk “memuliakan” Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Sedangkan dalam konteks bahasa daerah, khususnya Bahasa Bali merupakan suatu upaya untuk mendorong generasi milenial meng-ajeg-an bahasa daerahnya agar tidak punah ditengah arus globalisasi,”terangnya.
Hal tersebut sesuai dengan tema Bulan Bahasa 2018 di SMANSA Denpasar yaitu: Melalui Bulan Bahasa 2018 kita salurkan “Mimpi Generasi Milenial Untuk Indonesia Dalam Mewujudkan Generasi Muda yang berbudaya serta kaya akan sastra dan bahasa di era milenial ini”.
Tema ini menurut Ketut Duryasa telah menjiwai semangat “kekinian” ketika dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang salah satunya mengakui dan menjunjung Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bagi bangsa dan tanah air kita, Indonesia.
Lebih jauh disampaikan Ketut Duryasa bahwa rangkaian kegiatan di Bulan Bahasa ini juga telah selaras dengan Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang wajib penggunaan Bahasa dan Aksara Bali di kantor-kantor pemerintah,sekolah dan swasta.
Terkait dengan penggunaan bahasa campur aduk antara bahasa asing dan bahasa Indonesia di kalangan kaum milenial dikatakan Daryana sah-sah saja.
“Namun perlu diingat bahwa gaya bahasa campur-campur bahasa Indonesia dengan bahasa asing khususnya bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia dengan bahasa Bali kiranya tidak merusak kaidah-kaidah bahasa itu sendiri,”tegasnya. Kata dia, karena itu pihaknya mendorong siswa-siswi SMANSA untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Begitupun halnya jika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Bali. “Jangan pula menggunakan bahasa campuran hanya untuk gagah-gagahan supaya kelihatan seperti intelek. Seharusnya kita bangga dengan bahasa kita sendiri yang merupakan bahasa pemersatu bangsa. Apalagi Bahasa Indonesia yang diharapkan kedepan menjadi bahasa yang digunakan oleh orang asing di luar sana tentunya ini merupakan kebanggaan bagi kita semua,”pungkasnya. //donny
Leave a Reply