
Beritafajartimur.com (Denpasar, Bali) Menghadapi persaingan bisnis yang kian ketat dewasa ini, haruslah memiliki kiat-kiat atau jurus jitu untuk menjaring nasabah. Karena itu, Kantor Pegadaian Wilayah VIII Denpasar menggaet Bali United Coach Indra Sjafri sebagai Brand Ambassador.
Dipilihnya Indra Sjafri sebagai Brand Ambassador Pegadaian,” karena beliau sudah sangat terkenal di bidang yang digelutinya yaitu sepak bola sebagai pelatih memiliki segudang prestasi di kancah nasional baik klub maupun tim nasional. Apalagi, olahraga sepak bola di Indonesia sangat digandrungi masyakarakat kita. Inilah yang menjadi pertimbangan Pegadaian memilihnya,”jelas I Ketut Winarta selaku Deputi Bisnis Area Denpasar II Kantor Pegadaian Denpasar.
Pertimbangan lain, popularitas coach Indra Sjafri diharapkan membawa dampak yang sangat signifikan bagi Pegadaian dalam meningkatkan omzet dari produk-produk yang ditawarkan ke masyarakat luas seperti tabungan emas, dan lain-lain,”ujarnya dalam jumpa wartawan di kantor setempat, Sabtu (31/8/2019).
Sementara Coach Indra Sjafri ketika ditanya terkait kehadirannya di kantor Pagadaian, Jalan Niti Mandala, Renon, Denpasar untuk memberikan coaching clinic (pelatihan) terhadap para pelatih sekolah sepak bola (SSB) di Denpasar & sekitarnya.
“Dalam coaching clinic ini, saya memberikan pemahaman bagi pelatih yang hadir baik teknik dasar maupun lanjutan dalam sepak bola modern untuk mereka terapkan kepada anak asuhnya,”terang Indra Sjafri yang sudah mulai kerja sama dengan Pegadaian sejak tahun 2018 dan pada tahun 2019 ini diangkat menjadi Ambassador Pegadaian (Duta Pegadaian).
Lebih jauh menurut Indra Sjafri,” untuk sementara ini kita perlu kwantitas pelatih lebih dahulu. Kalau target kwantitas sudah kita penuhi, tentu dari situ akan kita dapatkan pelatih yang berkwalitas. Sebab sekarang ini jumlah pelatih kita masih sekitar 3300 orang di seluruh Indonesia. Bandingkan dengan Jepang yang jumlahnya mencapai 68.000 ribu pelatih. Jadi masih sangat jauh,”ungkapnya.
Dari 3300 pelatih tersebut, menurut Indra Sjafri, sekitar 50% nya hanya sekedar jadi pelatih, sedangkan sisanya benar-benar menjalani profesinya dengan penuh tanggung jawab. Kenapa demikian?
Ia menjawab,” mungkin mereka masih ada yang bekerja paruh waktu karena ada yang bekerja sebagai PNS dan ada yang swasta. Jadi belum menggantungkan nafkah hidupnya dari profesi sebagai pelatih,”jelasnya.
Sedangkan untuk talenta pesepakbola di daerah Bali dikatakan Indra Sjafri sangat banyak, “namun perlu terus dibimbing oleh pelatih-pelatih yang baik sehingga talenta mereka bisa terus terasah seiring perjalan waktu,”pungkas Indra Sjafri.
(BFT/DPS/Donny Parera/
Leave a Reply