Segera Sadar dan Tobat! Bumi Semakin Panas

Oleh Ida Rsi Wisesanatha

Ya benar….bukan teori lagi, bukan juga ramalan namun kenyataan yg kita rasakan dibandingkan panasnya cuaca pada tahun-tahun sebelumnya. Semakin panas suhu bumi mengakibatkan curah hujan semakin tinggi. Dimana-mana banjir dan semakin parah. Ini adalah fakta. Tak perlu saling menyalahkan !

Inilah yang disebut dengan Pemanasan global itu. Penyebabnya masih pro dan kontra. Kebanyakan mengatakan karena efek rumah kaca akibat emisi gas CO2 buangan. Ada juga yang mengatakan karena bumi memasuki cakrawala yang mengandung gelombang elektro magnetik yang lebih tinggi.

Alasan yang kedua ini yang memperkuat alasan bahwa kalau karena efek rumah kaca, ngga ada urusan perut bumi juga bergejolak. Semakin banyak gempa, bisa menjadi tsunami dan gunung berapi bergolak mau meletus.

Kalau saya gampangnya ambil saja karena kedua faktor ini karena dua-duanya masuk akal. Termasuk juga manusianya juga semakin cepat marah, cepat tersinggung dan semakin egois.

So bukan karena faktor efek rumah kaca saja namun ada gelombang elektromagnetik yang menyebabkan semakin panas. Panas di bumi, di perut bumi dan juga pada manusia.

Mari kurangi berwacana tok, stop berargumentasi yang mana penyebab yang terbenar apalagi benci-bencian dengan bumbu politik. Yang nyata sekarang yang kita saksikan bersama bahwa tatanan alam sudah berubah.

Kita yang sadar harus berubah. Kita harus segera sadar. Sadar kolektif. Tobat kolektif. Ya… dengan sadar bersama mengubah sikap kita ! Bumi nampaknya semakin memberikan respon kalau manusia mengikuti arus dan semakin panas.

Kita harus menurunkan suhu bumi dengan mendinginkan diri kita terlebih dahulu. Teori ini berasal dari teori bersatunya alam mikrokosmos dan makrokosmos ( Ekam Subyam Sahastan ) Kita tahu banyak alasan untuk ribut sesama manusia. Bisa politik, ekonomi, hubungan sosial dan lain sebagainya, dan itu semuanya berbasis panasnya hati dan egois.

Saatnya kita berbicara kasih. Saatnya berbicara bahwa kita satu. Jangan terjebak rupa yg kita sebut SARA. Kita berasal dari Sang Pencipta yg sama; mau kita sebut Tuhan, Allah, Sang Hyang Widhi dan lain sebagainya. Beliau yg punya alam semesta ini. Kita keturunan Manu. Ada yg menyebut Adam dan Hawa yah whateverlah… yg jelas kita sama. Sama – sama manusia.

Memang agama kita beda. Namun substansinya sama. Kita diajarkan dan diingatkan untuk hidup yg baik agar berbahagia dan bisa memelihara alam semesta tempat kita hidup ini bersama. Ya bersama karena bumi adalah tempat kita bersama. Tempatmu dan tempatku.

Ayo stop bertikai, ayo stop nyinyir, ayo sadar dan bersatu. Dinginkan hati…. Sejukkan hati…

Mari saling menghormati, saling berangkulan sesama manusia yang beradab. Mari berdoa bersama dan berupaya bersama untuk mengantisipasi segala macam gejolak alam ke depan ini. Jangan sampai berlarut dan akhirnya terlambat lalu menjadi derita kita semua…

Om Syahanam… kita akan dapat menciptakan hidup yang lebih indah dan lestari ibarat sorga di dunia yang gemah ripah loh jinawi.(**)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*