Ananta Bali Aromatic Kembangkan Aroma Therapi Berbahan Baku Rumput Laut Berkelas Dunia

Beritafajartimur.com (Denpasar-BALI) | Berawal dari keinginan seorang warga Belanda yang meminta dibuatkan Boreh Asli Bali pada tahun 1993 silam, Ni Wayan Djani membuat inovasi berbagai jenis Aroma Therapi yang hingga kini jumlahnya tidak kurang dari 30an jenis. Dari semua jenis varian aroma Therapi ini diolah dari bahan dasar alami yang terdapat di alam Bali dan juga dari tempat lain di wilayah Nusantara. Seperti tepung Boreh saat-saat awal tahun 1993, ia membelinya di pasar yang ada di Jakarta saat itu sebelum pembuatannya dilakukan di Bali.

Saat awak media beritafajartimur.com, berkunjung ke tempatnya di Jalan Morotai Nomor 80, Denpasar Selatan, Ni Wayan Djani bersama suami tercinta sedang berkemas memindahkan barang-barangnya untuk pindah karena kediamannya mau direnovasi. “Maaf semuanya berantakan karena mau pindah sebentar sebab rumah ini mau direnovasi,” ujar Ni Wayan Djani sembari mencari beberapa kemasan Aroma Therapi yang sudah dipacking rapih.

Kami pun duduk dan berbincang terkait inovasinya, di mana ia sebelumnya menekuni bisnis kain endek Bali hingga sekarang. “Saat itu kebetulan saya menekuni bisnis kain endek. Saat itu tahun 1993 ada buyer dari Belanda minta dibuatkan Boreh Bali. Kebetulan pada saat itu belum banyak yang memproduksi aroma therapi. Kecuali yang lebih kita kenal saat itu produk Mustika Ratu, ibu Mooryati Soedibyo. Awalnya dari situ saya mulai melakukan inovasi meracik berbagai varian aroma therapi yang hingga kini sudah lebih dari 30an jenis untuk perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ketika mulai di Jakarta saya cari tepung di pasar Senin. Kemudian untuk rempah-rempah dari Bali waktu itu kebetulan keluarga saya di Bali sering menggunakan rempah-rempah lokal Bali sehingga mudah untuk mendapatkan. Setelah mulai banyak pesanan saya mulai bikin di Bali pada tahun 1997. Makanya rumah ini dirancang sesuai dengan inspirasi yang ada kaitannya dengan usaha ini, bahan-bahan,” papar Ni Wayan Djani, pada Kamis, 30 Desember 2021 pagi.

Dibawah bendera PT Ananta Bali Aromatic, produk aroma therapi tersebut dibuat dengan kualitas ekspor. “Ya produk kami ini bukan diedarkan di dalam negeri. Jadi kita benar-benar menjaga kualitasnya,” jelasnya sembari menyebutkan beberapa konsumen di negara-negara seperti Australia, Dubai, Jepang dan Malaysia merupakan langganan produk Aroma Therapi dari PT Ananta Bali Aromatic tersebut.

Setelah usaha ini berjalan, munculnya aturan pemerintah untuk standardisasi produk dalam negeri seperti BPOM, Sertifikasi Halal dan lain sebagainya merupakan kendala bagi usahanya sehingga pihaknya terpaksa nitip ke teman yang memiliki izin lengkap. “Ya kalau dulu sih mas kan gak ada aturan macam-macam seperti sekarang ini. Jadi untuk sementara agar usaha ini tetap eksis ya kami terpaksa menitip di teman yang mempunyai izin usaha lengkap sesuai persyaratan dan standardisasi sekarang. Inilah sulitnya kalau usaha kita masih kecil,” imbuhnya.

Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini merupakan tantangan tersendiri. Betapa tidak, menurut pengakuan Ni Wayan Djani saat ini bisnis ini jalan di tempat. “Ya mandek mas. Kan itu tadi usaha kita kan marketnya di luar negeri. Untuk sementara belum bisa eksport. Di sana masih lockdown. Jadi praktis tidak ada eksport sama sekali,” ujar Ni Wayan Djani.

Meski demikian, pihaknya tetap bersemangat mengeksplorasi temuan-temuan baru. “Yang paling anyar ini produk aroma therapi berbahan dasar campuran rumput laut. Kita tahu bahan rumput laut ini kan kandungannya kaya vitamin dan protein yang dibutuhkan kulit manusia. Apalagi kandungan gel nya,” cerita Ni Wayan Djani bersemangat karena saat ini untuk produksinya ini mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan Republik Indonesia.

Dikatakan, bentuk dukungan dari Kementerian Kelautan Republik Indonesia berupa keikutsertaan produk PT Ananta Bali Aromatic dalam pameran yang diselenggarakan kementerian ini.
“Meski sementara produk kami stagnan dalam bentuk eksport tapi adanya dukungan dari Kementerian Kelautan ini membuat kami terus berinovasi melalui produk Aroma Therapi Rumput Laut,” jelasnya.

Agar produk ini tidak lagi “nitip” di perusahaan lain yang memiliki izin lengkap, pihaknya berharap pemerintah lebih memperhatikan usaha kecil agar tetap tumbuh sehingga bisa membangun usaha rumahan yang semuanya dibuat/diracik di tempat usaha sendiri. “Kita sih berharap, usaha rumahan ini bisa dilakukan sendiri agar biaya produksi bisa dikendalikan dan harga pasaran bisa lebih bersaing. Dan karena itu kita minta pemerintah untuk lebih lunak aturannya bagi produk lokal tapi berkualitas ekspor,” tutupnya.** (Donny Parera).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*