Gede Ngurah Ambara Putra, SH: Pembangunan Renovasi Pasar Disesuaikan Kebutuhan Masyarakat

BERITAFAJARTIMUR.COM (Denpasar-BALI) – Rehabilitasi sejumlah pasar di wilayah Kota Denpasar menjadi sektor penting dalam menggerakkan perekonomian sehingga dinilai penting pula untuk memaksimalkan pengembangan ekonomi kerakyatan.

Gede Ngurah Ambara Putra, SH kepada LintasCakrawalaNews dan Beritafajartimur.com, mengatakan, merehabilitasi pasar tentu akan membuat kepercayaan masyarakat akan pasar rakyat meningkat dan tentunya berdampak positif terhadap perkembangan pasar dan ekonomi kerakyatan ke depan.

“Renovasi pasar tentunya harus dikonsep sedemikian rupa, melakukan penataan dengan baik sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pembeli dan pedagang,” pinta Gede Ngurah Ambara Putra, SH.

Gede Ngurah Ambara Putra, SH menyatakan, dengan merenovasi pasar diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di desa ataupun pada wilayah di mana pasar itu ada, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat diharapkan bisa meningkat.

“Kalau masalah retribusi, kita juga menginginkan distribusi bertumbuh, dari pasar yang kurang baik apabila direhabilitasi juga tapi jangan terlalu jauh layaknya pasar modern (mall, red), karena kemampuan masyarakat (bc. pedagang) untuk menyewa sangat kurang,” kata Gede Ngurah Ambara Putra, SH yang juga Caleg DPR RI Dapil Bali Partai Gerindra ini.

Gede Ngurah Ambara Putra, SH menjelaskan,” jangankan pasar di wilayah desa dan perkotaan, begitu juga di bandara yang dulunya ketika kami ada disana terjadi renovasi, malahan menghilangkan warga lokal,” ungkapnya.

“Ini juga jangan sampai demikian. Kita menginginkan ekonomi bertumbuh di wilayah itu dengan adanya revitalisasi pasar tersebut, tetapi harus mengedepankan apa maksud dan tujuan renovasi dan revitalisasi pasar itu dilakukan. Yakni memberikan pertumbuhan ekonomi yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, jangan sampai dengan adanya rehabilitasi pasar malahan orang lokal termarginalisasikan,” imbuh Gede Ngurah Ambara Putra.

Lebih jauh Gede Ngurah Ambara Putra mengatakan,” sejalan dengan revitalisasi pasar tentunya, manajemen pasar harus mengikuti trend digitalisasi dengan pola sentralisasi data untuk menghindari kebocoran – kebocoran. Karena dengan menerapkan sistem seperti itu maka manajemen pusat bisa memantau ( mengontrol, red) sekaligus terciptanya transparansi dalam pengelolaan pasar. Sekarang ini kan baru habis covid, ini jadi pemicu daya beli masyarakat juga masih belum begitu ramai. Walaupun demikian, kondisi ini tidak hanya dialami masyarakat lokal, namun juga di dunia internasional juga sama. Semuanya terkena resesi,” beber I Gede Ngurah Ambara.

“Tetapi bagaimana pun juga tetap ini harus ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi, sehingga ketika semua tumbuh, tentu pendapatan daerah juga akan tumbuh meningkat,” kata Gede Ngurah Ambara Putra.

Masih terkait revitalisasi pasar, seperti Pasar Badung, dicontohkan Gede Ngurah Ambara Putra, itu terlalu mewah mencapai beberapa lantai yang saya lihat terlalu besar. Sehingga nampak tidak efektif untuk pedagang berjualan di lantai atas.
Akibatnya, ada keengganan pembeli untuk membeli sesuatu di sana. Jadi Pasar tersebut idealnya dua lantai saja sudah cukup, anggarannya kan bisa dipakai yang lain,” kata Gede Ngurah Ambara Putra.

Gede Ngurah Ambara Putra, SH menjelaskan, sekarang ini di era serba digitalisasi yang namanya perdagangan tidak hanya lewat langsung atau offline, tetapi juga lebih banyak menggunakan transaksi lewat online. “Ya kalau makanan segar baru cocok di pasar – pasar tradisional karena orang mencari makanan segar, karena masyarakat sekarang maunya simple, mereka menunggu datang barang baru membayar, makanya membangun pasar itu mungkin harus mempertimbangkan hal tersebut,” papar Gede Ngurah Ambara Putra.

“Saran saya pasar itu memang khusus untuk kebutuhan sehari – hari,” jelas Gede Ngurah Ambara Putra, SH.

Dikatakan Gede Ngurah Ambara Putra, sebenarnya revitalisasi pasar tradisional itu bagus supaya kesan jorok yang disematkan bisa terbantahkan. Sehingga para pembeli lebih nyaman pula bertransaksi di pasar tradisional. Sementara di pihak pedagang juga betah berjualan di sana,” ucapnya, seraya mengingatkan pengelola pasar agar revitalisasi pasar jangan terlalu berlebihan sehingga pedagang bisa sesuai dan tidak keberatan ongkos sewa tempat berjualan. Merenovasi pasar dan sarana prasarana pasar harus menyesuaikan dengan kebutuhan, sehingga infrastruktur yang dibangun tidak mubazir tapi sesuai kebutuhan dan bisa bermanfaat secara maksimal.

Gede Ngurah Ambara Putra, SH menambahkan, untuk meningkatkan animo masyarakat datang ke pasar, pengelolaan harus dilakukan maksimal. Mulai dari sarana prasarana, akses masyarakat hingga kepada pengelolaan sampah harus tertata dengan baik.

“Sarana berjualan yang bagus juga harus didukung oleh kemudahan akses, kemudian pengelolaan sampah serta drainase harus dikelola dengan baik,” saran Gede Ngurah Ambara Putra, SH. @ (RED/NU/Donny Parera)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*