
Caption: Ketua Organda Provinsi Bali I Ketut Edy Dharmaputra (kanan) bersama Kadishub Kota Denpasar Ketut Sriawan (kiri). Foto: Koleksi Pribadi.
BERITAFAJARTIMUR.COM (Denpasar-BALI) Menjelang Hari Raya Idul Fitri tanggal 10-11 April 2024, Organda Bali menyiapkan armada angkutan pemudik ke dan dari Jawa.
Ketua Organda Bali I Ketut Edy Dharmaputra kepada media Beritafajartimur.com mengatakan bahwa,” angkutan lebaran ini akan mulai h-7 dan H+7, nanti pada awal puncak arus baliknya tentunya tanggal 13 & 14 April 2024. Sedangkan Sabtu dan Minggu (6 dan 7 April 2024, red) seperti biasa katanya sudah rutinitas angkutan lebaran. Semua pengusaha tentunya mempersiapkan diri dengan baik, baik sarana angkutannya itu dijaga dengan baik, maupun awak angkutan supaya betul betul siap,” beber Edy Dharmaputra ketika ditemui di kantornya, Rabu, 3 April 2024.
“Khusus angkutan lebaran ini di samping AKAP juga nanti akan di bantu oleh angkutan pariwisata, apabila terjadi lonjakan-lonjakan penumpang, nanti juga di tanggal 5 April 2024 kita akan ada mudik bersama, jadi Polda ada 15 unit disiapkan itu dari pemerintah Bondowoso juga siapkan 15 unit bagi warganya,” ucapnya.
Terkait pemudik, pihaknya mengimbau agar gunakan angkutan lebaran yang legal demi keselamatan dalam perjalanan. Selain itu, pemudik juga tidak menggunakan sepeda motor untuk perjalanan yang jauh. “Tetap kita imbau, kalau bisa jangan membawa sepeda motor dengan jarak panjang, karena itu akan membuat kelelahan. Jangan sampai sia-sia semestinya mau pulang mudik bersenang kumpul bersama keluarga disana tapi malah malapetaka. Dan jangan membawa benda-benda yang sangat menonjol yang membuat merangsang orang untuk mengambil barang tersebut,” pintanya.
Mengingat masih marak beroperasi angkutan ilegal semestinya pemerintah dan pihak terkait secara berkala melakukan penertiban di wilayah terindikasi adanya angkutan ilegal ini. “Semestinya sudah ada anggota legal, belilah tiket di loket-loket yang tersedia yang resmi, kalau ilegal itu dia mengumpulkan orang-orang dari satu kesatuan berangkat, kerugian bagi penumpang itu apa, dia tidak di tanggung oleh Jasa Raharja kalau terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Soal pengoperasian angkutan ilegal ini, pihaknya mengungkapkan bahwa,” Terkait angkutan Ilegal ini masalah klasik yang dari hari ke hari masih kelihatan ada, memang sudah di ambil satu sikap tindakan baik dari BPTD maupun Dinas Provinsi, namun itu tidak membuat efek jera, karena tindakan-tindakan yang diambil itu jaraknya cukup panjang, umpamanya hari ini dua hari disidak, 3 bulan 4 bulan akan datang baru mulai kembali. Tentunya ini tidak efektif, karena ada kelonggaran-kelonggaran waktu yang terus dipakai celah oleh oknum angkutan ilegal yang sangat merugikan. Untuk angkutan ilegal ini ada 125 unit setiap hari,” jelas Edy.
Sembari menambahkan,” Kalau mempermainkan harga tiket, kalau sehari-harinya tidak dalam lebaran ini hampir sama harga tiketnya, sedangkan dia sistemnya door to door, menyambut, mengantar. Legal pun begitu cuma kalah bersaing yang legal sama yang ilegal, karena dia (angkutan legal, red) betul-betul memberikan pelayanan kenyamanan yang baik, sedangkan ilegal tidak. Sebenarnya kadang-kadang seperti deket-deket sini, begitu kan dia tau kantong-kantong parkir. Contohnya kaya madura-tuban kan tau dia sudah. Tapi kalau tekatnya kita sama sudah seperti pemerintah mengayomi angkutan umum yang legal tentunya akan mengambil satu sikap yang positif,” tutup Edy Dharmaputra.(Donny Parera)
Leave a Reply