BERITAFAJARTIMUR.COM (Borong-Matim) ~ Tina, seorang janda asal Kampung Marukure, Desa Lembur, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT) yang hidup dalam kesunyian dan penuh perjuangan semenjak anaknya pergi merantau 14 tahun lalu.
Kehidupannya yang dulu penuh tawa kini dipenuhi kesedihan dan keterbatasan. Setiap hari, Tina berjuang untuk bertahan hidup dengan apa yang ada di sekitarnya.
Kepada media ini Maria Herlina Sutanti, salah satu warga desa, mengungkapkan Tina tinggal di sebuah pondok bambu sederhana yang sepi. Kehidupannya sangat sederhana, seringkali hanya mengandalkan ubi sebagai makanan pokok.
“Jika beruntung, ia bisa makan sepiring nasi, tetapi kondisi keuangannya sangat sulit sehingga banyak kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi,” ungkap Maria Herlina.
Tina sendiri bercerita bahwa ia tidak memiliki pekerjaan tetap dan hasil dari pertanian kecil-kecilan sering kali tidak mencukupi.
“Saya hanya bisa mengandalkan hasil bumi yang ada di sekitar pondok, tetapi itu pun tidak selalu cukup,” kata Tina.
Setiap hari, ia tidur beralaskan tikar, tanpa listrik, hanya mengandalkan lampu pelita, dan hidup terisolasi sekitar dua kilometer dari tetangga terdekat.
Sejak anaknya pergi, kesepian terus menghantui hidupnya. Meski begitu, harapan tetap hidup dalam hatinya.
“Saya berharap suatu hari anak saya pulang, membawa kebahagiaan dan harapan baru dalam hidup saya,” ujarnya penuh harap.
Meski kondisinya sulit, Tina tidak menyerah. Setiap hari ia merawat kebunnya, berharap bisa mendapatkan hasil panen yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, solidaritas dari para tetangga juga memberinya semangat. Beberapa dari mereka kadang memberikan makanan atau sayuran untuk membantu.
“Bantuan dari tetangga memang tidak selalu cukup, tetapi empati dan solidaritas yang mereka tunjukkan sangat berarti bagi saya,” katanya dengan air mata haru penuh syukur.
Kisah Tina menjadi cerminan ketahanan hidup di tengah keterbatasan. Harapan dan solidaritas dari komunitas menjadi kekuatan yang membuatnya terus bertahan.
Tina berharap semoga ada perhatian dari pemerintah dan para dermawan untuk membantu memperbaiki kehidupannya, sehingga ia dapat menjalani hari-hari dengan lebih baik.
Kisah hidup Tina ini tidak hanya menjadi pengingat akan kerasnya hidup, tetapi juga menunjukkan pentingnya kepedulian dan solidaritas dalam membantu mereka yang kurang beruntung di tengah tantangan hidup.(BFT/BOR/Ardi)
Leave a Reply