Paguyuban AKAP Demo Damai, Mohon Bus Kembali Turunkan Penumpang di Terminal Ubung

Denpasar, beritafajartimur.com – Paguyuban bus angkutan antar kota antar provinsi  (AKAP) melakukan gelar aksi damai di wantilan DPRD Bali, pada Senin (5/1).

Dihadapan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, S.Sos, perwakilan Paguyuban Bus AKAP Bali Taufik mengatakan, “Kita menggelar aksi damai agar bisa masuk ke Terminal Ubung, karena di Terminal Mengwi tidak mendapat penumpang. Kondisi ini membuat kami semua mati pelan-pelan. Ibaratnya kami sekarang ini sudah dipasang infus pak,”terangnya yang disambut sorak oleh teman-temannya.

Menurut dia, di Denpasar untuk bus AKAP sebenarnya hanya ada dua terminal penumpang, yaitu di Terminal Ubung dan Sentral Parkir Kuta. Sehingga tanpa bus AKAP di Terminal Ubung sekarang ini banyak AJAP (Angkutan Antar Jemput Antar Provinsi) yang beroperasi ilegal, khususnya di Jalan Pidada (di belakang Terminal Ubung).

“Jadi penumpang tercegat di sana dan tidak masuk ke Terminal Mengwi, sehingga yang di Mengwi tidak dapat penumpang,” ujar Taufik.

Sementara itu, di Sentral Parkir Kuta juga dipakai angkutan bus pariwisata, tapi beroperasi seperti AKAP yang kebanyakan berplat Nopol luar Bali. Dan hal ini sudah berjalan cukup lama, sehingga tergeruslah pendapatan AKAP yang resmi.

Awalnya jumlah PO Bus di Bali ada 62 perusahaan dan terus gulung tikar sampai sekarang hanya ada 30 perusahaan PO Bus, karena sebagian berguguran dan banyak yang bangkrut. Jadi karena tidak ada aliran penumpang pendapatan paguyuban juga menurun. Selain itu, angkutan dari Terminal Ubung ke Terminal Mengwi juga untuk transportasi cukup mahal bagi konsumen menengah ke bawah.

“Apalagi calon penumpang sebagian buruh dan kelas menengah ke bawah, sehingga cenderung memakai angkutan ilegal seperti AJAP tersebut. Karena itulah, banyak perusahaan bus AKAP yang bangkrut,”sesalnya.

Menurut dia, tidak adanya konekting angkutan dari dan ke Terminal Mengwi berupa feeding atau trayek pengumpan yang mendistribusikan penumpang AKAP. Baru ada dari pukul 9.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita, ada angkutan Sarbagita.

Sementara di luar jam itu, hanya ada angkutan sewa borongan dan taksi saja, sehingga dianggap biaya angkutan terlalu mahal.

Diharapkan sebelum operasional Terminal Mengwi optimal, bus AKAP diberi kesempatan kembali masuk ke Terminal Ubung secara langsung, sehingga tidak kalah bersaing karena tidak dapat penumpang di Terminal Mengwi.

Perwakilan Pedagang mengeluhkan kondisi sepinya penumpang menyebabkan dagangan mereka sulit laku di Terminal Ubung. “Kami mengharapkan kepada Anggota Dewan untuk mengembalikan fungsi Terminal Ubung seperti dulu,” katanya seperti tergambar lewat dua buah spanduk yang mereka gunakan menyarakan keluhannya kepada pemerintah.

Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama menyebutkan, pengalihan terminal Ubung ke terminal  Mengwi  merupakan kebijakan pemerintah dan telah melalui kajian – kajian atas adanya kejadian – kejadian di terminal Ubung.

Oleh karena itu, DPRD akan mendengarkan aspirasi dari masyarakat dalam rangka mencari solusi terbaik.

“Untuk itu, DPRD akan merekomendasikan kepada Dishub agar dapat mengembalikan operasional Terminal Ubung seperti semula untuk sementara sebelum Terminal Mengwi dapat beroperasi secara maksimal,” kata Wiryatama. //don

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*